Suatu hari khalifah Al Mahdi dari dinasti Abbasiyah
mengundang seorang ulama ke istana,
agar sang ulama mau menjadi guru bagi putranya,
namun sang ulama tidak tau niat khalifah tersebut.
Ulama itu ahli dalam bidang hadis dan fiqh di zamannya
beliau bernama Nakha’i.
Hal biasa karena ulama suka memasang jarak dg penguasa,
maka sang khalifah pun menggunakan kesempatan untuk
mengajukan permohonan pada orang alim itu.
“Wahai orang alim, engkau harus memilih salah satu”
“Ada 3 pilihan,
engkau aku angkat sebagai hakim, mengajar putra-putraku,
atau engkau menemaniku makan siang”, lanjut Khalifah.
Nakha’i kebingungan mendengar tiga tawaran itu.
(“Menerima jabatan Hakim, jabatan yg dibenci para ulama ataukah mengajar putra-putra Raja, yg pastinya menjengkelkan"), katanya dalam hati.
Akhirnya dia pun berpikir bahwa
menemani makan khalifah adalah pilihan yg tepat.
Nakha’i pun memilih yg ketiga.
Khalifah pun merasa senang dg jawaban Nakha’i.
Lalu diapun memerintahkan pelayan istana untuk
menyiapkan makan siang yg istimewa.
Setelah makanan sudah tersaji,
khalifah mempersilahkan Nakha’i menyantapnya.
Akhirnya mereka pun makan dg santai.
Setelah makan Nakha’i terperanjat, dia baru sadar
telah masuk jebakan yg dipasang khalifah.
Mendengar bisikan pembantunya khalifah tertawa.
Sementara itu,
Nakha’i tiba-tiba merasakan kakinya tidak berpijak dibumi.
Sekujur tubuhnya terasa dingin karena darah sepertinya tidak mengalir.
Dia merasa lemas dan nyaris ambruk ketika menyadari
telah masuk dalam peragkap khaifah.
Sebagai hukuman, Nakha’i pun dg berat hati harus
menerima tawaran khalifah untuk menjadi guru pengajar putra khalifah.
Daripada harus merelakan nyawanya.
NOTE!!:
Mendapat keuntungan tanpa kerja keras hanyalah mimpi. Jadi,
Jika itu terjadi didunia nyata, kita harus berhati-hati.
Karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yg bisa diperoleh dg cuma-cuma.
Sesuap makanan pun, ada harga yg harus dibayar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "TIDAK ADA MAKAN SIANG GRATIS"
Posting Komentar